Sabtu, 22 September 2012

TEATRIKAL : RAYUAN DAN CUMBUAN YANG MENGHANYUTKAN



RAYUAN DAN CUMBUAN YANG MENGHANYUTKAN
Oleh : Pius Apenobe
Tokoh-tokoh :
1.      Goris                               : Berperan sebagai Susilo Bambang Yudoyono
2.      Andri dan Abe                 : Berperan sebagai petani dan penambang

Komentator                  : Bapak/I undangan, teman-teman kaum muda, singkatnya  komunitas cinta undang-undang pasal 33 yang berkecimpung di sekitar taman nostalgia yang kami hormati.
                                          Semangat juangku tak pernah ada kata henti, tak ada putus asa, hingga titik darah penghabisan. Aku lahir di sebuah desa yang amat sangat terpencil, di sana…di puncak tandusnya bukit….aku berdiri memandang sekelilingku. Dan ternyata…..satu hal dari sekian banyak yang kutatap, kumelihat tetesan keringat yang tercucur di sela-sela keriput kulitnya yang seakan mengajakku seraya berkata…..siapakah gerangan?????
                                         Aku adalah korban dari gangsters of imperialisme…..teriak orang itu ketika aku menghampirinya dengan bertepuk kata tanya mengenai jati dirinya. Sembari ku bersalaman, oh…….ternyata…..begitu kasar jemari tangannya. Aku baru sadar…..aku baru mengerti….ternyata….dia adalah seorang penambang. Tinggal beratap jembatan, berdingging tembok yang berlumut, tidurpun beralaskan koras bekas yang bertuliskan pemerintah janji sejahterakan masyarakat.
                                          Buluh kudukku berdiri ketika mendalami kisah dan latar belakangnya lewat secuil cakapan singkat. Dia penambang sejak Zaman Orde Baru, dan hingga kini masih terus menapaki……semua itu dilakukan karena ketiadaan lapangan kerja.
                                          Anaknya tidak bisa sekolah….istrinya yang sangat disayangi harus menutup mata menengadah ke langit…meninggal karena sakit dan tidak mampu berobat karena tidak punya cukup uang. ……
                                          Siapakah yang salah?????
                                          Apa yang harus di perbuat????
                                          Kisah berikut, sangat indah menginspirasikan hal itu.
                                          RAYUAN DAN CUMBUAN YANG MENGHANYUTKAN
                                          (lagu darah juang) ()
Abe dan Andri Jona (Petani) :  (berjalan masuk diiringi lagu ………)  
                                         
Komentator                   : Setapak demi setapak hidup ini harus dilalui dengan senyuman yang membungkus kemarahan. Kemarahan akan banyak hal…………….. termasuk cinta.
                                          Cinta yang membuatku menjadi semakin menggila……………….. walau itu hanya dalam khayalan semata. Semakin hari aku semakin tersiksa karena cinta.
                                          Satu hari akupun sadar kalau cinta memang tidak selamanya memiliki. Nyatanya sekarang aku benaran cinta dengan dia indonesiaku, aku cinta tanah airku, aku cinta kekayaan alamku. Namun aku marah karena tidak bisa memiliki dan menikmatinya secara utuh.
Abe                                : Aku lupa berapa umurku,,,,,,aku tidak ingat kapan aku lahir…..bahkan aku lupa siapa namaku……semuanya karena aku terlapau kau hipnotis dengan janji-janji palsumu. ……..aku hanya ingat nama….bahkan sejarah hidupmu….tapi kini kau campakan aku……kau jual kekayaanku….(improvisasi).
Goris (SBY)                   : Sebagai bangsa yang bermartabat tentunya kita harus saling menghargai pendapat orang lain……dan saya sebagai pimpinan negara…..saya menghimbau …… tunggu saya pikir-pikir dulu ya????
Abe                                : (membantah pernyataan SBY)
Andri                              :  SUARA SANG TANI
Dikala pagi menjenguk
Disapa sang surya menyengat kulit keriputku
Keringat membalut ari – ariku
Sembari bekerja demi anak cucuku

Minta pupuk
Minta bibit unggul
Namun diberi beras
Apakah aku bisa menanam beras????
Siapakah yang bodoh?????

Aku sang tani
Kian disapa si miskin
Makananku RASKIN
Hidupku sungguh prihatin

Tanah sawahku kering kerontang
Dibalik bilik emasmu kau tertawa
Anak cucuku kelaparan
Menuntut kekayaanku yang kau ambil


Saat gumamku tak terdengar
Saat hakku kau rampas
Badai kesengsaraan terus meraja lelah
Topan kekerasan mencoreng kebebasan

Karya : Pius Apenobe
(Andre dan Abe menggunakan alat-alat tani untuk bekerja, mencangkul sambil mengelap keringat, sedangkan Goris Duduk Di kusri sambil melihat ke arah mereka)

Komentator                   : Tetesan air mata titipan leluhur dan seluruh rakyat bangsa indonesia pun mengalir saat ini. Mata jutaan rakyatpun melihat hal ini. Ribuan rakyat merasa menjadi budak di negrinya sendiri. Kini sudah ada musuh dalam selimut, penguasa negeri ini telah menjadi penjilat kotoran of imperialisme. Mereka sebenarnya hanyalah kaum pembunuh moral dan cita-cita bangsa. Mereka telah merampas apa yang menjadi hak rakyat. (Goris berdiri dan pulang)
                                          Compang-camping pakaiyannya, berbolong –bolong, robek, bau amis, tetapi tetap saja berpacu dalam mengayun cangkul demi sesuap nasi.
Andri                              : Hei…teman…saya bingung….sebelum matahari terbit kita sudah berada dan bekerja di tempat ini, bahkan sesudah ayam naik pohon saja kita belum pulang ke rumah, tetapi kenapa kemudian kita tidak seperti pejabat yang hanya duduk berpangku tangan menahan perut besarnya yang penuh dengan duit rampokan????? Kita bekerja di tempat tambang seperti ini….kenapa semua yang kita hasilkan di jual ke luar negri????
Abe                                : (berdiri menghadap kearah penonton sambil berkampanye tentang pentingnya undang-undang pasal 33) (improvisasi) (andri duduk sambil mengangguk-angguk)
                                            (kalimat terakhir) hari ini aku ingin semua rakyat bangunlah dari lelap yang sudah sangat panjang. Bangun dan beridir, seruhkan tegakan pasal 33 UU 1945, karena hanya itulah jalan keluarnya. Rayuan dan cumbuanmu yang dahsyat akan aku lawan dengan darah dan juangku. Aku akan datang bersama rakyat yang sadar…….
Komentator                   : Upaya rekayasa pembentukan ulang tata berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu menjadi sebuah tata nilai baru, praktik ini biasanya merupakan hasil dari tindakan indoktrinasi, dalam psikopolitik yang saat ini diperkenalkan oleh Susilo Bambang Yudoyono dengan upaya mencuci otak rakyat agar tunduk pada politiknya yang busuk dan menyesengsarakan. Konsep politik yang berkaitan dengan upaya untuk merancang lembaga-lembaga politik dalam suatu masyarakat untuk membohongi rakyat akan suatu realita sedang dijalankan pula oleh pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono saat ini. Ini bukanlah sebuah olokan….bukan sekedar berargumen…..kami sudah tau kebobrokanmu…..kami tidak butuh
Komentator                   : Di sini…..di malam yang menurut kami adalah malam paling indah……malam yang menyadarkan seluruh rakyat NTT khususnya dalam menanggapi segala kebohongan Susilo Bambang Yudoyono. Kami tau bahwa yang hadir di sini adalah orang-orang yang sadar …rakyat yang mau bangkit bergandeng tangan melawan kejahatan yang terjadi di negeri ini. Sedikit dan cukup singkat apa yang telah kami sajikan….namun semuanya kreativitas anak bangsa yang ingin akan perubahan di negeri yang telah di kuasai kaum munafik. Karena kami tidak ingin orang-orang pembangkang menguasai negeri ini. Akhirnya hormat dan salam dari kami buatmu rakyat….salam pembebasan…..berjuang bersama tegakan undang-undang pasal 33. Sekian….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar