Sabtu, 29 September 2012

PESAN DARI ALAM


PESAN DARI ALAM
Rabu 14 April 2010
PiusApenobe

Mungkinkah…..???
Berangkat dari sebuah kalimat kuno dan sederhana, “kumelangkah maju dengan pelan membawa berita akan keindahan dan kekayaan alamku, sebagai wujud kepedulian dan perjuangan untuk terus mempertahankannya”. Disana kutemukan begitu banyak kekayaan alam, begitu  indahnya senyuman yang diberikan oleh alam. Dibalik senyumnya yang kian mempesona, memberiku sebuah pesan yang sederhana bahwa aku harus terus melindunginya dari segala macam bentuk vandalisme yang kian merusaknya. Disana kutemukan berbagai macam kekayaan yang dimiliki, begitu luas terbentang belantara yang tersentuh olehku ingin menjadikannya rumah tempatku berlindung. Banyak kekayaan yang seharusnya terus aku lindungi, terus aku bela dari gangguan yang datang mengganggu, yang terus datang mengeruknya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Memang banyak ditemukan kejanggalan-kejanggalan oleh manusia sehingga mengakibatkan merusak tatanan alam yang sudah dibentuk sejak dahulu kala. Mungkinkah hal ini akan terus dibiarkan???

Apa yang terjadi…???
Disebuah desa kecil, Oeltua namanya, tepat tanggal 10 April 2010. MAPALA (mahasiswa pencinta alam) jurusan ilmu komunikasi – Fisip – Unwira Kupang, melaksanakan kemah perdananya.
Melaju dengan cepat bus yang kami tumpangi, hingga sampailah pada tempat dimana kami harus turun dari bus dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju tempat tujuan. Kesusuri lorong, kudaki bukit yang tajam dengan berbagai perlengkapan petualanganku, akhirnya sampai dengan selamat pada sebuah tempat yang biasa disebut Embung (tempat penampungan air) yang dibuat atas kerja sama Indonesia dengan Jepang pada tahun 1997. Disitu menjadi tempat kami harus berkemah. Sungguh menjadi pengalaman yang sangat menarik, betapa tidak??. Letaknya yang agak ketinggian membuat hampir seluruh kota kupang dapat terlihat dengan jelas. Kebersamaan tercermin dari berbagai macam tindakan kami. Alam yang indah, hutan belantara terlihat disepanjang perjalanan, kicauan burung seolah-olah mengajakku bernyanyi, suasana yang damai pun terasa.
 
Perjalanan kira-kira telan waktu satu jam lebih, akhirnya sampailah pada tempat itu. Mengingat hari sudah semakin sore kami segera menjalankan tugas yang sudah kami bagi sebelumnya. Dari Sembilan orang yakni delapan orang mahasiswa (pendiri) dan seorang Dosen (pencetus), ada yang pergi mencari kayu bakar, ada pula yang mendirikan tenda tempat untuk istirahat nanti malam. Setelah semuanya mantap sekitar pukul 18:00 WIT, kegiatan terus berlanjut yakni diskusi bersama. Mengingat hari semakin malam, sementara berdiskusi sementara ada yang harus masak karena harus makan malam nanti.
 
 
Berbagai jenis minuman hapir ada sore itu, dari energen, ABC moca, neskafe, kopi tuguh buaya, dan lain sebagainya. Sungguh nikmat ditambah rokok dengan asap yang mengepul, terasa seakan-akan berada di surga, istilahnya ada asap pasti ada ide. Disamping pagar pipa bercat biru muda, dibawah tenda biru, diskusi berlanjut mulai dari pemilihan ketua, pembuatan program kerja kedepan, dan lainnya seperti bendera, lagu mars, dan yang lainnya. Tiba pukul 20:00 masakan sudah siap, tapi diskusinya belum selesai, namun kampung tengah alias perut sudah ngamuk, artinya harus makan. Nasi putih, sambel goreng pedas, ikan kering goreng, mie kua, wah……memang sungguh sangat enak. Diskusi berhenti sebentar karena harus makan malam.
 
Perut kenyang, pikiran tenang. Kembali setelah makan malam, diskusi berlanjut hingga selesai. Malam semakin larut, suara jengkrik terus bergumam mewarnai indahnya malam itu. Kembali lagi kami harus bersama-sama berdiri berpegangan tangan mengelilingi api unggung sambil bernyanyi lagu mars yang telah diputuskan bersama, diiringi sebuah gitar tua. Malam semakin dingin, kabut mengelilingi tempat itu, hingga suasana benar-benar damai. Gelap gulita mengelilingi kami yang hanya dengan satu buah lampu pelita. Namun itu tidak membuat kami gentar menghadapinya tapi kami terbawa dan benar-benar merasakan damainya malam itu.
 
Kami mahasiswa pencita alam slalu satu dalam kebersamaan, kuangkat bendera lalu kibarkan, melawan segala bentuk vandalisme. Kira-kira begitulah sedikit bunyi dari sebagian ayat lagu yang kami nyanyikan. Samapi pukul satu pagi selesailah sudah diskusi dan perencanaan program-programnya. Tidur pulas, berselimut kain sepotong, beralaskan terpal, bantal yang hanya dari tas. Damai, nyaman, tenang, sunyi, tak terdengar bunyian seperti biasanya di kota, seperti motor balapan, music yang keras dan lainnya. Tempat itu memang agak jauh dari perkampungan sehingga suasana benar-benar tenang.
 
Bangun……bangun….. panggil seorang teman membangunkan teman lainnya, ketika pagi datang. Karena ketertarikan pada indahnya pemandangan saat matahari terbit, setelah bangun kami berpose bersama. Memang betul-betul menyenangkan bangun dengan keadaan muka yang serba masih ngantuk karena mete tadi malam, langsung berhadapan dengan api yang  sudah ada.
Pukul 06:00 kabut mengelilingi kami, hampir dari segala penjuru tidak bisa terlihat. Aneh tapi nyata, kabut bisa ada di kupang yang begitu panas, dan merasakannya langsung menjadi sebuah pengalaman yang menarik.
 
Berpose bersama menikmati indahnya alam, sambil menyiapkan hidangan pagi itu. Tidak berbeda menu yang disiapkan hanya dari nasi puti, ikan goreng campur tomat, mie pengganti sayur. Tepat pukul 08:30 semuanya siap untuk dihidangkan, sambil menikmati hidangan. Setelah selesai kami harus berkemas untuk siap pulang, jalan meninggalkan tempat itu. Waktu menunjukan pukul 09:00, semuanya siap untuk berangkat pulang. Namun sebelum pulang kami bersama berdiri membentuk lingkaran merenung kembali tapak demi tapak perjalanan, segala aktivitas yang barusan kami lewati bersama, segala doa dan ucapan sebagai tanda terimakasih terus kami lontarkan terutama pada Yang Maha Pencipta yang telah menciptakan begitu sempurna, begitu indah segala apa yang ada di muka bumi ini.
 
Melangkah dengan pelan, penuh semangat membawa segala pengalaman manarik menjadi kenangan tersendiri buat kami yang telah menyelesaikan segala keinginan. Perjalanan pulang hingga sampai di rumah kami masing-masing, seperti biasanya melawati hutan belantara yang begitu elok dipandang, akhirnya tibalah pada rumah kami masing-masing sekitar pukul 10:30. Bus yang sama kami tumpangi, melewati jalur arah Baomata menuju rumah kami. Semangat yang dibawah begitu besar, ada banyak pengalaman yang menarik, karena harus berkumpul dengan delapan orang yang berwatak, berbudaya berbeda-beda. Pengalaman pun beda, dan masing baynak lainnya.
Apakah Cuma itu…..???
Pesan yang dibawakan begitu banyak, intinya buat semua makluk yang ada dibumi ini teruslah berusaha mencintai segalah bentuk kehidupan, sayangilah sesamamu, hormatilah alam, karena sesungguhnya kita tidak bisa hidup terlepas dari alam itu sendiri.
Mari semua
Maju bersama
Tolak segala vandalisme                                                                                       
Alam tercita                                                                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar