Sabtu, 29 September 2012

MENANTI JANJI FRANS SALEM

25 April jam 17:02
Menanti Janji Frans Salem
DARI PELANTIKAN SEKRETARIS DAEREAH NTT
oleh Pius Apenobe

Jum’at (16/04), bertempat di Aula Eltari Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur Berlangsung acara pangambilan sumpah dan pelantikan Sekretaris Daerah NTT Frans Salem, SH. Msi
Jabatan Sekda NTT yang sempat lowong beberapa bulan akhirnya kembali terisi setelah kemarin di lakukan acara pengambilan sumpah dan pelantikan Frans Salem,SH Msi sebagi sekda NTT yang baru menggantikan Dr.Ir Djamin Habid.MM
Pelantikan Frans Salem dilakukan langsung oleh Gubernur Fran Lebu Raya dan di hadiri para pejabat struktural lingkup Pemerintah Propinsi. Hadir pula dalam acara tersebut Anggota DPD RI Paul Liyanto, Ketua dan segenap anggota DPRD Propinsi NTT. Acara diawali dengan pembacaan Surat Keputusan Presiden RI oleh Asisten Administrasi NTT, Ir Ans Takalapeta
Selanjutnya diadakan pengambilan sumpah jabatan dan palantikan oleh Gfubernur Frans Lebu Raya. Dalam sambutannya, Lebu Raya menekankan pada besarnya peran yang akan diemban oleh seorang Sekretaris Daerah dalam mengakomodir seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Propinsi dalam melaksanakan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
Berbagai persoalan saat ini sedang mendekap daerah ini seperti tingkat pengangguran yang tinggi, kesenjangan besar yang terjadi antara daera-daerah di NTT khususnya dalam hal sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi. Menyikapi hal tersebut, pemerintah wajib untuk merumuskan sekaligus mengimplementasikan sejumlah program yang relevan dengan persoalan dimaksud. Hal ini menuntut kinerja yang efektif dari segenap komponen daerah termasuk sekretaris daerah.
Lebih lanjut Gubernur mengharapkan Sekda yang baru agar mampu menyamakan persepsi dan bekerja sama dengan seluruh SKPD lingkup pemerintah provinsi NTT untuk menggali sumber daya yang dimiliki daerah serta menggerakan seluruh rakyat NTT untuk bersama membangun daerah ini. Selain itu perlu juga dilakukan koordinasi yang lebih serius dengan pemerintah Kabupaten/Kota diseluruh NTT untuk menggeloreakan semangat kebersamaan.
Kepada wartawan usai pelantikan, Frans Salem berjanji akan melaksanakan apa akan ditugaskan oleh Gubernur Frans Lebu Raya. Salem juga berjanji akan menegakkan disiplin kepada para pegawai negri sipil melalui penataan penertiban para PNS.Demi meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan, maka harus dilakukan upaya-upaya peningkatan kapasitas dengan melaksanakan tugas belajar bagi PNS serta pemberian beasiswa untuk studi dokter hewan.
Selain itu, Salem juga berjanji akan melakukan penertiban terhadap seluruh aset daerah yang berpotensi pada peningkatan pendapatan asli daerah. ” Dalam hal penertiban aset, maka tahun 2011 akan ditetapkan sebagai tahun penertiban aset, mulai dari pencatatn, pengelolaan sampai pendistribusian. Dimana pemerintah akan melakukan koordinasi dengan BPKP untuk lakukan pencatatan aset milik daerah ini sehingga benar-benar terdata secara baik, dan Sekda akan kontrol itu”, tegas Frans Salem..

PERNYATAAN SIKAP

PERNYATAAN SIKAP
LIGA MAHASISWA NASIONAL UNTUK DEMOKRASI (LMND) EKSKOT KUPANG
20 mei 2010
Moment hari Kengkitan Nasional……………
Bangkit!!!!!!!!! Satukan gumam.
Bangun persatuan rakyat.
Hancurkan neoliberalisme.
 
Salam persatuan pembebasan………….
 
Sering kita dengar, terjadi berbagai bentuk penyimpangan, baik dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah. Yang mana hanya menjadikan kesengsaraan dan penderitaan, terus menumpuk bagi rakyat tertindas. Rakyat selalu menjadi korban dari system yang dijalankan.  Dalam dunia pendidikan misalnya,  dimana dengan hadirnya neoliberalisasi akan pendidikan. Kebijakan pendidikan nasional, mengabdi pada kepentingan kapitalis. Hal ini dibenarkan pemerintah, bagi praktek komersialisasi pendidikan untuk mencari keuntungan. Hal tersebut diatur PP No. 60 dan 61 tentang BHMN. Pepres No 77 tahun 2007 tentang liberalisasi pendidikan, yang mana penguasaan saham bagi pemodal pada semua satuan pendidikan sampai 49%. Juga UU BHP No. 9 tahun 2009, walaupun pada kamis (01/02/2010), MK mengeluarkan putusan tentang pembatalan pemberlakuannya, kerena dianggap bertentangan dengan UU 45 pasal 33. Namun SBY-Boediono, mau menggagas perpu sebagai penggantinya. Dampak buruk memang sedang kita rasakan, dimana mutu pendidikan NTT, mengalami kemerosotan drastis. Sebagian besar dari siswa putus sekolah, karena tidak mampu mengakses biaya pendidikan, yang kian mahalnya. Bahkan tercatat, lebih dari 40 000. 30 000nya berada pada tingkat SLTP, dan 10 000nya berasal dari tingkat SD.
Sedangkan dalam bidang ketenagakerjaan, secara nasionalnya bahwa kaum buruh hidup dalam kondisi terjajah neolib. Terjadi PHK sepihak, system kontrak dan outsorcing, ketiadaan jaminan sosial, keselamatan kerja, kekerasan, pelecehan, dll. SBY dan Boediono yang sebagai antek-anteknya modal asing, telah dan akan mencabut jaminan social, pemotongan upah kerja buruh dan rakyat miskin, menaikan pajak untuk kepentingan melipatgandakan keuntungan pengusaha buruh, sebagian industir nasional yang telah ditutup sebab persoalan pasar. Bahan baku, dan liberalisasi ekonomi, industry tekstil, pada tahun 2008 tercatat 55 pabrik tutup dan 59. 762 orang ter-PHK. Bahkan di NTT, 2007 tercatat 40 000 menerima upah bulanan dibawah upah minimum provinsi. Dari 80 000 buruh, 50%nya hak-hak mereka diabaikan. Demikian penghancuran industry daerah (PT. Semen Kupang), diserahkan ke tangan asing serta mem-PHKkan buruhnya.
Kemudian dalam bidang ekonomi, ketergantungan Indonesia terhadap impor malah kian besar akibat sektor produksi di dalam negeri gagal. Kenapa gagal, karena investasi mandek. Jadi, ini sinyal bahwa ekonomi kita sekarang ini amat parah. Penyaluran kredit yang sebagian besar jatuh ke sektor konsumtif juga menjadi sumber kerapuhan ekonomi nasional. Sebab, sektor konsumsi justru telanjur dikuasai asing. Perbaikan ekonomi yang berujung pada pengentasan kemiskinan tak bisa hanya mengandalkan kebijakan yang berorientasi pasar dan investasi asing. Itu berarti, pelan tapi pasti kita harus menumbuhkan kekuatan sendiri dalam mengelola ekonomi kita. Bayang-bayang krisis akan nampak jelas, jika memperhatikan gejolak kenaikan harga-harga kebutuhan pokok rakyat, yang dibarengi dengan jatuhnya daya beli mereka secara signifikan. Di tahun 2007 rata-rata kenaikan UMP hanya sebesar 9,3%, sehingga tidak sanggup mengejar kenaikan harga barang dan jasa yang melonjak karena inflasi selama semester I tahun 2007 sebesar 6,8 %. Untuk sektor pertanian, hasil pemantauan harga-harga perdesaan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 23 Provinsi di Indonesia dalam bulan April 2007, menunjukkan Nilai Tukar Petani (NTP) secara nasional mengalami penurunan sebesar 3,22 persen dibanding NTP Maret 2007. Ketika kita ingin menyekolahkan anak di tingkat SMP dan SMA. Biaya yang dikeluarkan tentu lebih tinggi. Kira-kira 500 sampai 1 juta rupiah harus disediakan orangtua pada saat penerimaan siswa baru. Uang sebesar itu tentu tidak terasa besar bagi mereka yang berpenghasilan rutin dengan jumlah jutaan rupiah. Namun bagi mereka yang tidak punya penghasilan tetap tentunya uang sejumlah itu akan sangat membebani hidup. Bayangkan saja, untuk biaya makan sehari-hari saja sudah susah apalagi harus menanggung biaya sekolah yang tidak sedikit. Nusa Tenggara Timur  (NTT) yang merupakan salah atu dari 4 propinsi termiskin di Indonesia, dan predikat ini mungkin dapat kita pakai sebagai titik tolak untuk melihat secara umum kondisi-kondisi objektif yang telah mengkondisikan NTT sebagai propinsi termiskin ini. Dari 4,6 juta lebih jumlah masyarakatnya, jumalah mayoritasnya adalah masyarakat miskin dengan pendapatan yang rendah dan hanya cukup untuk konsumsi harian. Tingkat pendapatan ini tidak cukup untuk pemenuhan kebutuhan mendasar lainnya seperti, pendidikan, kesehatan, energi dan perumahan layak. Program propinsi koperasi yang dicanangkan rezim lokal, dalam beberapa kajian empiris menunjukkan bahwa terdapat permasalahan umum koperasi yakni: pertama, keterbatasan akses terhadap sumber-sumber permbiayaan dan permodalan, keterbatasan penguasaan teknologi dan informasi, keterbatasan akses pasar, keterbatasan organisasi dan pengelolaannya. Kerenanya, komitmen keberpihakan pemerintah pada koperasi harus dibangun dalam perspektif ekonomi kerakyatan dan benar-benar mengupayakan mengatasi masalah-masalah yang ada. Kedua, program pengembangan koperasi sebagai langkah penguatan ekonomi rakyat membutuhkan program-program operasional di tingkat bawah, bukan sekedar jargon-jargon politik yang hanya berada pada tataran konsep. Program pembangunan ekonomi rakyat melaui koperasi memerlukan aplikasi yang sifat atau berbasisnya adalah ekonomi domestic. Dimana, koperasi memiliki kesesuaiannya dengan karakteristik ekonomi suatu wilayah dimana koperasi digerakan. Atau syaratnya ialah ‘regionalisasi’ koperasi yakni pengembangan koperasi yang terintegrasi kesatuan potensi, keunggulan, peluang, dan karakter sosial budaya. Ketiga, berkaitan dengan problem koperasi di perdesaan NTT tidak mnunjukan berkembang karena minimnya dukungan pemerintah dalam hal memfalilitasi pasar bagi anggota koperasi. Koperasi-koperasi stagnan/mati karena tidak memiliki aksesibilitas pada pasar. Ataupun, ketika memasuki pasar pembeli hasil produksi masyarakat yang dikelola melaui koperasi –dengan/tanpa dukungan kelembagaan yang memadai—selalu mendapatkan posisi tawar lemah.
Maka dari itu, kami dari Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi  Ekskot Kupang menyatakan sikap:
1.      Pemerintahan SBY-Boediono harus bertanggung-jawab sepenuhnya, karena dua periode masa jabatannya justru memukul mundur kemajuan bangsa ini. Kita menyatakan, bahwa SBY bukan presiden RI, melainkan gubernur Jenderal Amerika Serikat di Indonesia.
2.      Penghapusan Pepres No 77 tahun 2007 tentang liberalisasi pendidikan, karena hanya akan  membenarkan praktek komersialisasi pendidikan bagi pemerintah untuk mencari keuntungan.
3.      Mogok kerja adalah hak kaum buruh, dimana merupakan senjata buruh dalam berhadapan dengan pemilik modal maupun rezim neoliberal. Untuk itu, kami mendukung sepenuhnya aksi-aksi mogok kerja yang dilakukan oleh kaum buruh di Indonesia, termasuk pemogokan di NTT.
4.      Hentikan Penutupan pabrik semen kupang, karena hal ini merupakan cara yang keliru oleh pemerintah NTT, karena hanya akan menambah jumlah pengangguran. Dan tuntutan untuk pengambilalihan kembali PT Semen Kupang dari cengkraman kapitalis asing.
5.      Komitmen keberpihakan pemerintah NTT pada koperasi harus dibangun dalam perspektif ekonomi kerakyatan dan benar-benar mengupayakan mengatasi masalah-masalah yang ada. Karena sesungguhnya program pengembangan koperasi sebagai langkah penguatan ekonomi rakyat membutuhkan program-program operasional di tingkat bawah, bukan sekedar jargon-jargon politik yang hanya berada pada tataran konsep.

PESAN DARI ALAM


PESAN DARI ALAM
Rabu 14 April 2010
PiusApenobe

Mungkinkah…..???
Berangkat dari sebuah kalimat kuno dan sederhana, “kumelangkah maju dengan pelan membawa berita akan keindahan dan kekayaan alamku, sebagai wujud kepedulian dan perjuangan untuk terus mempertahankannya”. Disana kutemukan begitu banyak kekayaan alam, begitu  indahnya senyuman yang diberikan oleh alam. Dibalik senyumnya yang kian mempesona, memberiku sebuah pesan yang sederhana bahwa aku harus terus melindunginya dari segala macam bentuk vandalisme yang kian merusaknya. Disana kutemukan berbagai macam kekayaan yang dimiliki, begitu luas terbentang belantara yang tersentuh olehku ingin menjadikannya rumah tempatku berlindung. Banyak kekayaan yang seharusnya terus aku lindungi, terus aku bela dari gangguan yang datang mengganggu, yang terus datang mengeruknya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Memang banyak ditemukan kejanggalan-kejanggalan oleh manusia sehingga mengakibatkan merusak tatanan alam yang sudah dibentuk sejak dahulu kala. Mungkinkah hal ini akan terus dibiarkan???

Apa yang terjadi…???
Disebuah desa kecil, Oeltua namanya, tepat tanggal 10 April 2010. MAPALA (mahasiswa pencinta alam) jurusan ilmu komunikasi – Fisip – Unwira Kupang, melaksanakan kemah perdananya.
Melaju dengan cepat bus yang kami tumpangi, hingga sampailah pada tempat dimana kami harus turun dari bus dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju tempat tujuan. Kesusuri lorong, kudaki bukit yang tajam dengan berbagai perlengkapan petualanganku, akhirnya sampai dengan selamat pada sebuah tempat yang biasa disebut Embung (tempat penampungan air) yang dibuat atas kerja sama Indonesia dengan Jepang pada tahun 1997. Disitu menjadi tempat kami harus berkemah. Sungguh menjadi pengalaman yang sangat menarik, betapa tidak??. Letaknya yang agak ketinggian membuat hampir seluruh kota kupang dapat terlihat dengan jelas. Kebersamaan tercermin dari berbagai macam tindakan kami. Alam yang indah, hutan belantara terlihat disepanjang perjalanan, kicauan burung seolah-olah mengajakku bernyanyi, suasana yang damai pun terasa.
 
Perjalanan kira-kira telan waktu satu jam lebih, akhirnya sampailah pada tempat itu. Mengingat hari sudah semakin sore kami segera menjalankan tugas yang sudah kami bagi sebelumnya. Dari Sembilan orang yakni delapan orang mahasiswa (pendiri) dan seorang Dosen (pencetus), ada yang pergi mencari kayu bakar, ada pula yang mendirikan tenda tempat untuk istirahat nanti malam. Setelah semuanya mantap sekitar pukul 18:00 WIT, kegiatan terus berlanjut yakni diskusi bersama. Mengingat hari semakin malam, sementara berdiskusi sementara ada yang harus masak karena harus makan malam nanti.
 
 
Berbagai jenis minuman hapir ada sore itu, dari energen, ABC moca, neskafe, kopi tuguh buaya, dan lain sebagainya. Sungguh nikmat ditambah rokok dengan asap yang mengepul, terasa seakan-akan berada di surga, istilahnya ada asap pasti ada ide. Disamping pagar pipa bercat biru muda, dibawah tenda biru, diskusi berlanjut mulai dari pemilihan ketua, pembuatan program kerja kedepan, dan lainnya seperti bendera, lagu mars, dan yang lainnya. Tiba pukul 20:00 masakan sudah siap, tapi diskusinya belum selesai, namun kampung tengah alias perut sudah ngamuk, artinya harus makan. Nasi putih, sambel goreng pedas, ikan kering goreng, mie kua, wah……memang sungguh sangat enak. Diskusi berhenti sebentar karena harus makan malam.
 
Perut kenyang, pikiran tenang. Kembali setelah makan malam, diskusi berlanjut hingga selesai. Malam semakin larut, suara jengkrik terus bergumam mewarnai indahnya malam itu. Kembali lagi kami harus bersama-sama berdiri berpegangan tangan mengelilingi api unggung sambil bernyanyi lagu mars yang telah diputuskan bersama, diiringi sebuah gitar tua. Malam semakin dingin, kabut mengelilingi tempat itu, hingga suasana benar-benar damai. Gelap gulita mengelilingi kami yang hanya dengan satu buah lampu pelita. Namun itu tidak membuat kami gentar menghadapinya tapi kami terbawa dan benar-benar merasakan damainya malam itu.
 
Kami mahasiswa pencita alam slalu satu dalam kebersamaan, kuangkat bendera lalu kibarkan, melawan segala bentuk vandalisme. Kira-kira begitulah sedikit bunyi dari sebagian ayat lagu yang kami nyanyikan. Samapi pukul satu pagi selesailah sudah diskusi dan perencanaan program-programnya. Tidur pulas, berselimut kain sepotong, beralaskan terpal, bantal yang hanya dari tas. Damai, nyaman, tenang, sunyi, tak terdengar bunyian seperti biasanya di kota, seperti motor balapan, music yang keras dan lainnya. Tempat itu memang agak jauh dari perkampungan sehingga suasana benar-benar tenang.
 
Bangun……bangun….. panggil seorang teman membangunkan teman lainnya, ketika pagi datang. Karena ketertarikan pada indahnya pemandangan saat matahari terbit, setelah bangun kami berpose bersama. Memang betul-betul menyenangkan bangun dengan keadaan muka yang serba masih ngantuk karena mete tadi malam, langsung berhadapan dengan api yang  sudah ada.
Pukul 06:00 kabut mengelilingi kami, hampir dari segala penjuru tidak bisa terlihat. Aneh tapi nyata, kabut bisa ada di kupang yang begitu panas, dan merasakannya langsung menjadi sebuah pengalaman yang menarik.
 
Berpose bersama menikmati indahnya alam, sambil menyiapkan hidangan pagi itu. Tidak berbeda menu yang disiapkan hanya dari nasi puti, ikan goreng campur tomat, mie pengganti sayur. Tepat pukul 08:30 semuanya siap untuk dihidangkan, sambil menikmati hidangan. Setelah selesai kami harus berkemas untuk siap pulang, jalan meninggalkan tempat itu. Waktu menunjukan pukul 09:00, semuanya siap untuk berangkat pulang. Namun sebelum pulang kami bersama berdiri membentuk lingkaran merenung kembali tapak demi tapak perjalanan, segala aktivitas yang barusan kami lewati bersama, segala doa dan ucapan sebagai tanda terimakasih terus kami lontarkan terutama pada Yang Maha Pencipta yang telah menciptakan begitu sempurna, begitu indah segala apa yang ada di muka bumi ini.
 
Melangkah dengan pelan, penuh semangat membawa segala pengalaman manarik menjadi kenangan tersendiri buat kami yang telah menyelesaikan segala keinginan. Perjalanan pulang hingga sampai di rumah kami masing-masing, seperti biasanya melawati hutan belantara yang begitu elok dipandang, akhirnya tibalah pada rumah kami masing-masing sekitar pukul 10:30. Bus yang sama kami tumpangi, melewati jalur arah Baomata menuju rumah kami. Semangat yang dibawah begitu besar, ada banyak pengalaman yang menarik, karena harus berkumpul dengan delapan orang yang berwatak, berbudaya berbeda-beda. Pengalaman pun beda, dan masing baynak lainnya.
Apakah Cuma itu…..???
Pesan yang dibawakan begitu banyak, intinya buat semua makluk yang ada dibumi ini teruslah berusaha mencintai segalah bentuk kehidupan, sayangilah sesamamu, hormatilah alam, karena sesungguhnya kita tidak bisa hidup terlepas dari alam itu sendiri.
Mari semua
Maju bersama
Tolak segala vandalisme                                                                                       
Alam tercita                                                                                                         

KERAMAIAN DI TEDIS DISAPU HUJAN SESAAT

KERAMAIAN DI TEDIS DISAPU HUJAN SESAAT
 
Jum,ad (14/05), Tedis, sebuah tempat rekreasi bagi sebagian masyarakat kota Kupang, kini terlihat sepi. Beberapa penjual jagung bakar, duduk di bawah tenda mini memandang barang jualannya yang belum laku terjual. Hal ini karena hujan yang terus mengguyuri tempat itu.
 
Sekitar pukul 17:12 WITA, tempat yang awalnya terlihat sangat ramai dengan banyaknya pengunjung, tiba – tiba kembali sepi. Ketika diamati surat kabar ini, hanya beberapa penjual jalanan yang setia menunggu datangnya pembeli, yang merupakan konsekuensi dari hujan yang semakin deras. Banyak ditemukan pengunjung yang bersandar di pinggiran pertokoan, berteduh sambil menunggu berhentinya hujan.
 
Hasil wawancara surat kabar ini, Seno seorang pengunjung mengatakan bahwa semakin sepinya tempat ini, terlihat saat hujan mulai turun. Secara perlahan orang meninggalkan tempat ini. Hal ini mengakibatkan penjual jagung bakar kecewa, karena barang jualannya banyak yang belum laku terjual. Hal yang sama disampaikan oleh Ibu Siti – penjual jagung bakar. Ia mengatakan sangat rugi kalo setiap sore harus hujan, karena jagung bakarnya tidak habis terjual. “katong mau hidup dari mana, kalau setiap kali katong pu barang jualan tidak bisa terjual abis” ujarnya.
 
Asik ngobrol dengan Ibu Siti, hujan kian reda. Sekitar pukul 19:30, baru terlihat beberapa orang mulai berdatangan. “bersyukur hujan su berhenti, semoga jagung bakar habis terjual”, tegasnya Ibu Siti

FISIP UNWIRA KUPANG GELAR KULIAH UMUM

FISIP UNWIRA KUPANG GELAR KULIAH UMUM
Oleh : PiusApenobe
 
Jumad (30/04), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, gelar kuliah umum, dengan pembicara wakil pemred Kompas – Bapak Trias Kuncahwono, di aula Fisip Unwira Kupang.
 
Sekitar empat ratus mahasiswa dari tiga jurusan, beberapa dosen, hadir pula Rektor Unwira – Bapak Pater Dr. Yulis Yasinyo, SVD. Perkuliahan baru dimulai sekitar pukul 10:00 WIT.
 
Sesuai tema, “filosofi pengelolaan Surat Kabar”, Trias awalnya sangat berterimakasih pada seluruh warga masyarakat NTT, karena begitu banyak masyarakat telah menerima dengan baik, kehadiran kompas. Menjelang ulang tahun kompas ke 45 – 8 juni yang akan datang, kompas sedang mencari karyawan tambahan, sekitar dua belas orang. Namun untuk menjadi wartawan kompas itu tidak mudah, karena harus benar-benar mendalami filosofinya kompas, yakni “humanisme transendental”, tambahnya. Trias mengawali dengan sejarah kompas. Kompas yang diberi nama oleh mantan Presiden Soekarno, yang berarti menuju arah. Bagaimana mengemas informasi, menyuarakan bagi yang tidak bisa bersuara. Sehingga kompas selalu menginformasikan, segala yang berkaitan dengan manusia, tegasnya.
 
Hal serupa disampaikan oleh Manager SDM-Kompas, Mas Didit. Didit mengatakan, kompas adalah institusi yang dapat memberikan pencerahan yang harmonis. Dan juga hal-hal yang membuat kompas dapat bertahan sampai sekarang, adalah : Kepedulian, dimana adanya perfomance karya, yang dilakukan enam bulan sekali. Punya intensitas, yang berawal dari kejujuran. Kompoten atau profesional, tidak membedakan jabatan, misalnya uang makan Rp.17 500/orang (mulai dari pemred sampai ofice boy). Kerja sama, dimana adanya kerja sama yang baik antara semua, baik karyawan sampai pemred. Dan yang terpenting adalah pelayanan yang memuaskan bagi konsumen, tambahnya. Didit menambahkan, mengenai syarat-syarat menjadi wartawan kompas. Diantaranya pengetahuan, perilaku-yang merupakan syarat yang paling utama, dan skill/ketrampilan-mulai dari penguasaan bahasa,komputer, dan internet.tambahnya.
 
Dari penjelasan baik Trias maupun Didit, muncul pertanyaan dari beberapa mahasiswa. Kebanyakan menanyakan menganai perbedaan kompas dengan surat kabar lain, dan juga bukti nyata kompas menyuarakan bagi yang tidak bisa bersuara. Trias mengatakan bahwa, sudah terlalu banyak Koran yang jatuh pailit, karena tidak menghargai etensitas waktu dengan baik. Kemudian hal yang membedakan kompas dengan surat kabar lain adalah, kompas tidak memberitan hal – hal yang bersifat sebentar, tetapi lebih pada tingkat pencerahan bagi yang membecanya. Tegasnya. 

PUISI : RUMAHKU CITA-CITAKU

PUISI
Pius Apenobe
RUMAHKU CITA-CITAKU
 
Tapak demi tapak kau lalui
Apapun tiraninya kau hadapi
Lahirmu dengan segalah kekurangan
Berdiri megah kau dihari ini………..
 
Tetaplah berdiri melaju kedepan
Menerobos tembok kebutahurufan
Mencapai tingginya gunung kesuksesan….
Inginku….. dihari ultamu ini……..
 
Kau rumahku…….
Kau guruku……..
Kau pembawa cita-citaku…….
Teruslah bergumam
Bernyanyi dalam alunan nada-nada pengetahuan
Menciptakan kultur ilmuwan yang kian membudaya….
 
Tegores dalam sebuah puisi singkat
Lukisan kekagumanku padamu
Meyapamu dihari ultamu yang ke dua puluh lima ini
Buatmu Fisip Unwira
Semoga…..

LEMBATA HARUS MENCARI PEMIMPIN BARU

LEMBATA HARUS MENCARI PEMIMPIN BARU
(Dalam benak seorang mahasiswa asal lembata)
OLEH
PIUS APENOBE
8 april 2010

Sepenggal argumen singkat mengenai masalah pemberlakuan komunikasi politik dalam konteks ilmu politik adalah semakin sulit di terapkannya komunikasi politik itu dengan baik. Apakah disebabkan oleh pemberian arti yang terlalu luas sehingga malah akan mengaburkan artinya? Bisa saja seperti itu. Lembata, sebuah kabupaten yang baru otonomi sepuluh tahun silam, menjadi contoh pemberlakuan komunikasi politik oleh penguasa/pemimpin yang di nilai sangat tidak benar. Kesalahan pemimpin dalam memberlakukan komunikasi politik itu sendiri menjadikannya tersohor di berbagai media. Konsep komunikasi politik yang tumpang tindih seperti itu sangat tidak wajar untuk seorang pemimpin.
Masalah di atas terlihat dalam ciri komunikasi politik dimana  adanya arus komunikasi politik dua arah yakni dari penguasa politik/pemerintah ke rakyat, dan dari rakyat ke penguasa politik/pemerintah. Istilah kontrol save and  kontrol delete to recycle bin, yang selalu digunakan oleh penguasa atas aspirasi rakyat. Hal ini sangat jelas digunakan oleh penguasa politik/pemerintah lembata. Banyak intelektual yang menilainya sebagai pemimpin kapitalis, pemimpin yang otoriter, namun penampilannya seolah – olah tidak mengetahui pujian bernoda tersebut.
Maksudnya semua aspirasi dari rakyat selalu tidak di hiraukan, semuanya di tekan dengan gaya kapitalisnya itu. Masyarakat hanyalah bakteri yang hidup dalam sampah kekuasaannya.
Gaya ORBA ini jelas tidak pernah hilang selagi lembata di pimpinnya. Menjadi contoh konkret pemberlakuan PERDA no 12 tahun 2003 ada item yang berbunyi tentang dilarang membangun jenis bangunan di jalur hijau.  LOPO miliknya  dan JOBER (joing bersama), pertanyaan : kenapa sampai di bangun di situ?. Masalah komunikasi politik di kaitkan dengan pengambilan keputusan otoriter atas tambang emas yang akan di lakukan di lembata olehnya menjadi bukti keotoriterannya itu. Proses sosialisasi politik yang merupakan transmisi nilai – nilai politik sendiri tidak dilakukannya. Masalah ketidakpercayaan dari masyarakat terhadapnya sudah diangkat menjadi bahan diskusi oleh berbagai kalangan organisasi baik organisasi lokal maupun nasional. Hal ini sudah terbukti lewat kritikan dari ASPAL (kumpulan organisasi local asal lembata)melalui media surat kabar. Namun tanggapan baliknya di nilai sangat kekanak – kanakan.
Kesimpulannya bahwa apa yang di harapkan dari seorang pemimpin seperti itu? Tuntutan harus banyak dari berbagai kalangan masyarakat atas tindakan yang sudah di luar jalur kewajaran. Hanya satu cara yang di harapkan dari masyarakat lembata yakni adanya tindakan perubahan dari kaum intelektual.

Penulis
Pius Apenobe

Sabtu, 22 September 2012

FILM (Sinopsis)


Text Box:
 
FILM
(Sinopsis)
REPUBLIK DURHAKA
Oleh Pius Apenobe

Sebuah karya fiksi belaka. Karya tulisan yang termuat dalam bentuk cerita. Namun bukan cerita yang tanpa punya landasan. Aku punya sesuatu yang menggerakan aku untuk menulis synopsis ini. Aku heran…aku sedih…melihat negri ku yang semakin banyak di huni kaum munafik. Aku tergerak menulisnya dalam bentuk cerita. Namun karya ini bukanlah bentuk penghinaan pada seorang tokoh, tetapi hanya berupa fiksi belaka. Minta maaf apabila ada kesamaan tokoh dalam cerita ini.
Tokoh  Umum :
1.      Seorang pria berperan sebagai presiden Republik Durhaka (RD)
2.      Seorang pria berperan sebagai wakil presiden RD
3.      Seorang wanita berperan sebagai istri presiden RD
4.      Seorang wanita berperan sebagai istri wakil presiden RD
5.      Seorang pria berperan sebagai mentri perekonomian RD
6.      Seorang pria sebagai panglima perang (ABRI) RD
7.      Lima ratus orang sebagai rakyat republic durhaka (pria dan wanita)
8.      Lima ratus mahasiswa (pria dan wanita) kuliah di lima kampus
9.      Seratus orang aktivis mahasiswa (dibagi dalam lima kampus)
10.  Dua puluh orang dosen (pria dan wanita) dibagi dalam lima kampus (lima orang sebagai kepala sekolah)
11.  Seorang pria sebagai penulis buku
12.  5 orang sebagai koruptor
Nama Tokoh :
1.      Presiden                      : Ir. Dr. Susakjunama Bambeng Yongki MSc (SBY)
2.      Wakil Presiden            : Prof. Dr. Boediyunus MSi
3.      Istri  Presiden              : Ranyi Yongki
4.      Istri Wakil Presiden    :
5.      Mentri Perekonomian  : Dr. Hadjar Ranjarminta
6.      Penglima Perang         : Brigen Timos Prandono
7.      5 orang rakyat RD      : Ridwan, Petrus, rindi, nurhatika, dan Albertus (nama yang masuk percakapan dalam cerita)
8.      10 mahasiswa              : Robertus, Abdulah, Sindi, Serli, Fifi, Yoakim, Aludin, Rukmana, Erwin, dan gani (nama yang masuk percakapan dalam cerita)
9.      5 aktivis                       : Andri, Yoap, Ira, Hasan, dan Nurhalisa (nama yang masuk percakapan dalam cerita)
10.  Kepla Sekolah dan Dosen                   :
·         5 Kepala Sekolah        : Dra. Dorotea Yuga, Drs. Ignasius Pati, Drs. Hermawati Abadul, Drs. Syukur Mustafa, dan Drs. Rajda Nurhatati (nama yang masuk percakapan dalam cerita)
·         2 dosen                        : Fadila S.Sos, dan Hamka Agredei SH. M. Hum (nama yang masuk percakapan dalam cerita)
11.  Penulis Buku               : Robert Peurulu
12.  Koruptor                     :
Kekuatan dan kekuasaan menghapus demokrasi di negri ini. Dari kepalsuan dan kemunafikan kau tunjukan roman manismu. Kini raja dan ratu berwatak sepoi di balik kerinduan menjadi hamba para pemodal asing. Negriku penuh tikus…..tanahku dikuasai penghasut…..kekayaanku dijual demi perut busung mereka. Aku lapar di antara sawah ladangku yang luas…..aku tak punya rumah di antara rindang dan kayanya hutan yang menyelimutiku….bahkan aku telanjang karena pabrikku dikuasai oleh mereka. Betapa sengsara dan tertindasnya aku….itu semua punya aku…itu semua dirampas dari aku. Senyuman dibungkus roman penuh kebohongan. Mulut terbitkan kata yang penuh dengan akar dan ranting kepalsuan. Aku hanya bisa berkata aku tak takut…aku tak mundur…..selangkahpun…sejengkalpun….bahkan aku terus berjuang bersama rakyat yang kau bodohi. Karena bagi aku….inilah aku….inilah negriku…negri rapublik durhaka,

Peralatan yang dibutuhkan :
1.      Gedung :
·         Kampus 5
·         Gedung istanah presiden 1 yang terdiri aula perteman, ruang khusus presiden.
·         Gedung pertemuan para aktivis mahasiswa
·         Gedung pertemuan berupa kantor desa untuk masyarakat
2.